Kehadiran suporter olahraga merupakan dampak atas munculnya suatu klub olahraga. Kehadiran suporter dalam pertandingan olahraga dapat memberikan motivasi moral kepada pemain yang berlaga di lapangan pertandingan. Dalam industri olahraga, kehadiran suporter berarti potensi pasar yang mampu mendatangkan penghasilan bagi klub yang bersangkutan.

Sing-along. In english atau pakai bahasa Indonesia pokoknya ikut nyanyi. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Menurut Hansen dan Gauthier dalam Neale dan Funk (2005), memahami perilaku dan motivasi suporter untuk meningkatkan kehadiran suporter dalam pertandingan adalah kunci sukses bagi klub olahraga profesional. Salah satu olahraga yang dikenal memiliki suporter fanatik adalah sepak bola. Sebagai olahraga yang paling digemari di dunia, kehadiran suporter merupakan faktor pendukung penting terhadap hidupnya kompetisi sepak bola.
Dalam kurun waktu 17 tahun penyelenggaraan kompetisi profesional Liga Indonesia, kehadiran suporter menjadi bagian penting dalam perkembangan kompetisi. Kehadiran suporter di pertandingan Liga Indonesia merupakan potensi pasar yang harus diperhatikan oleh pelaku industri sepak bola di Indonesia. Selain berperan sebagai pemberi motivasi bagi para pemain, suporter juga berperan sebagai penyandang dana bagi klub sepak bola. Pengelolaan suporter yang baik dapat meningkatkan pendapatan dan kinerja keuangan klub sepak bola.

Aremanita. Perempuan sudah tak lagi asing dengan sepakbola. (Foto: Ongisnade)
Kehadiran suporter di pertandingan Liga Indonesia tidak hanya berdampak langsung bagi keuangan klub, tetapi juga perekonomian masyarakat sekitar. Misalnya, industri garmen dan aksesoris klub, penjual makanan dan minuman di sekitar stadion, dan industri periklanan. Bahkan kehadiran suporter di pertandingan memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara yang diperoleh dari pajak tontonan, retribusi parkir kendaraan, dan pajak penghasilan dari gaji pemain.
Saat ini, sepak bola tidak lagi menjadi olahraga yang didominasi oleh kaum laki-laki. Hadirnya cabang olahraga sepak bola perempuan membuktikan bahwa perempuan mampu melakukan olahraga sepak bola yang dikenal keras dan membutuhkan kondisi fisik yang sempurna.

Stadion pun bisa jadi tempat nge-date yang asyik. (Foto: Ongisnade)
Lebih dari itu, kehadiran perempuan dalam olahraga sepak bola tidak hanya terbatas pada permainan di lapangan, tetapi juga di bidang lain yang berkaitan dengan sepak bola. Berbagai aspek yang berhubungan dengan olahraga paling terkenal di dunia ini telah dikerjakan dan dilakukan oleh kaum perempuan. Mulai dari tingkat tertinggi sebagai manajer klub hingga ke tingkat terbawah sebagai suporter klub.
Sejak beberapa terakhir perkembagan Liga Indonesia, khususnya LSI, terjadi sebuah fenomena yang menarik. Dalam setiap pertandingan semakin sering ditemui kehadiran suporter perempuan dan jumlahnya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tidak hanya di Indonesia, fenomena semacam ini juga dirasakan di seluruh dunia.

Hiburan Keluarga. Faktor keamanan terjamin, semua jadi enjoy. (Foto: Ongisnade)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kehadiran suporter perempuan di pertandingan Liga Indonesia disebabkan oleh beberapa hal antara lain: kondisi keamanan yang semakin baik, mengikuti hobi dari pasangan, mengikuti keinginan anak, hobi terhadap sepak bola, ingin tampil di masyarakat, mengidolakan klub atau salah satu pemainnya, menyukai keramaian, dan sebagai wujud tanggung jawab memberi dukungan untuk klub daerah tertentu.
Berdasarkan penelitian yang saya lakukan pada suporter perempuan LSI 2010-2011 di Jawa Timur pada bulan September – November, diketahui bahwa motivasi suporter perempuan dalam menghadiri pertandingan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu: Interaksi Sosial, Hiburan, Fanatisme, dan Keamanan.
Pertama adalah interaksi sosial, dapat disimpulkan bahwa suporter perempuan hadir di pertandingan LSI sebagai wujud interaksi sosial mereka dengan lingkungan. Mereka hadir dalam pertandingan LSI bersama suami, pacar, kakak, adik, anak, dan teman. Selain itu, mereka hadir dalam pertandingan karena ingin bertemu dengan suporter lain dan merasakan interaksi sosial dalam keramaian stadion.

Segar. Bukan hanya pertandingan yang seru, perempuan juga memberi 'warna' di tribun. (Foto: Ongisnade)
Kedua, hiburan dapat diartikan bahwa kehadiran suporter perempuan dalam pertandingan karena mereka ingin mencari hiburan dan mereka menganggap bahwa pertandingan LSI bukan hanya hiburan khusus kaum pria. Ketiga, fanatisme dapat disimpulkan bahwa mereka hadir dalam pertandingan LSI karena memiliki rasa fanatisme terhadap klub yang bertanding maupun salah seorang pemain yang bertanding.
Selanjutnya adalah faktor keamanan, berarti suporter perempuan menganggap penyelenggaraan pertandingan LSI (khususnya di Jatim) sudah dikategorikan aman dan mereka yakin dengan kinerja aparat keamanan yang bertugas.
Implikasi manajerial dari hasil penelitian ini adalah: pertama, BLI dan Panpel harus mengupayakan kondisi pertandingan LSI agar kondusif sebagai suatu tempat yang nyaman bagi suporter untuk berinteraksi sosial. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengurangi rasisme dalam stadion, fasilitas stadion yang nyaman bagi setiap suporter, dan jadwal pertandingan yang mengakomodir kegiatan suporter.

Jupe-Gaston. Selebrita pun menikmati suasana pertandingan.
Kedua, pertandingan LSI harus dikemas menjadi suatu acara hiburan olahraga yang menarik. Beberapa faktor hiburan dalam pertandingan LSI antara lain: penampilan tim yang baik, atraksi suporter yang simpatik, tersedianya bangku penonton yang layak, fasilitas parkir yang aman, toilet yang bersih, dan tersedianya counter makanan dan minuman yang layak.
Saat ini masih sedikit stadion maupn panpel yang mampu menyediakan fasilitas penunjang tersebut. Ketiga, untuk menumbuhkan rasa fanatisme, klub harus menunjukkan prestasi yang baik kepada suporter. Selain itu, klub perlu merekrut pemain handal yang dapat dijadikan idola bagi suporter, terutama suporter perempuan.

Ibu Negara. Ani Yudhoyono saat berada di tribun. (Foto: Ongisnade)
Terakhir, panitia pelaksana pertandingan harus menjamin tersedianya aparat keamanan yang profesional dalam mengamankan pertandingan, bukan malah ikut menyaksikan pertandingan. Kemudian, keamanan berupa fisik bangunan stadion juga harus diperhatikan. Usia bangunan, jalur evakuasi, pagar keamanan, hingga keamanan jalan akses menuju stadion.
Saat ini, faktor fanatisme telah terbukti pada suporter perempuan Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2010. Prestasi tim yang moncer dan kehadiran pemain idola seperti Irfan Bachdim, Christian Gonzales, Firman Utina, dan Oktovianus Maniani dapat meningkatkan kehadiran suporter dalam pertandingan sepak bola. Selanjutnya, kompetisi reguler LSI juga harus mulai berbenah menuju industrialisasi sepak bola yang lebih baik. Jika tidak, kompetisi tandingan telah siap menantang.
Untuk panpel Arema dan seluruh Aremania, hendaknya tetap menjaga agar faktor-faktor tersebut dapat dijaga dengan baik agar kehadiran suporter, terutama suporter perempuan, tetap tinggi. Jadikan pertandingan home Arema sebagai suatu event yang mampu menumbuhkan rasa kebersamaan antar suporter dan sesama Aremania/Aremanita.

Football For Fun. Suasana pertandingan memang seharusnya menyenangkan. (Foto Ongisnade/Adi Kusumajaya)
Hilangkan rasisme, caci maki, permusuhan, dan kata-kata kotor dalam pertandingan. Jadikan pertandingan atraksi suporter sebagai hiburan yang menarik dan unik sebagai cirri khas Aremania. Dengan dukungan yang positif, maka prestasi klub akan meningkat. Kemudian semua pihak baik panpel maupun Aremania menjaga keamanan dalam setiap pertandingan. Jangan lagi ada tawuran, utamakan keselamatan bersama dalam berkendara, dan tertib dalam stadion.
Semua itu adalah tanggung jawab seluruh pihak, termasuk pelatih, pemain, panpel, dan suporter. Karena semakin banyak suporter yang hadir di stadion, semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh oleh klub. Semakin banyak pendapatan klub semakin mandiri. Arema!!! Semakin jaya Arema!!!